Senin, 01 Juni 2015

Laporan Praktikum ITP

BAB I
PENDAHULUAN
Pengolah tanah adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur,  sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara.Usaha untuk mendapatkan penyediaan hijauan yang jumlahnya cukup harus dilakukan pengelolaan yang baik seperti pengolahan tanah, pembibitan, teknik penempatan pupuk, pergiliran tanaman, dan interval defoliasi yang semuanya dapat dipelajari dalam praktikum Ilmu Tanaman Makanan Ternak. Mutu dan produktifitas hijauan ditentukan oleh sifat bawaan dari hijauan dan pengaruh perlakuan manusia sendiri. Perlakuan yang dimaksud adalah pengelolaan yaitu pemilihan lokasi, pemilihan bibit, pengelolaan tanah dan penanaman, pemeliharaan, defoliasi, peremajaan.
Tujuan praktikum Ilmu Tanaman Pakan Pertumbuhan Prokduktivitas dilahan adalah mengetahui cara pengolahan lahan yang benar, mampu memilih bahan tanam yang sesuai, mengetahui cara menanam yang benar, mengetahui jarak tanam yang tepat, mampu memupuk yang benar, mengetahui interval pemotongan yang tepat dan mampu memprediksi produksi hijauan pakan.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hijauan Pakan Rumput Gajah
Rumput gajah secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing(anonimus, 2009).Rumput gajah merupakan tumbuhan yang memerlukan hari dengan waktu siang yang pendek, dengan fotoperiode kritis antara 13-12 jam. Namun kelangsungan hidup serbuk sari sangat kurang sehingga menjadi penyebab utama dari penentuan biji yang lazimnya buruk. Disamping itu, kecambahnya lemah dan lambat. Oleh karenanya rumput ini secara umum ditanam dan diperbanyak secara vegetatif. Bila ditanam pada kondisi yang baik, bibit vegetatif tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ketinggian sampai 2-3 meter dalam waktu 2 bulan.

2.2. Pupuk dan Pemupukan
            Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kedalam tanah, baik organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur tanah dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik (Kartasapoetra, 2001).Pemupukan merupakan material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan  pupuk yang paling awal  di gunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan dari tanaman tersesbut, dan arang kayu ( Novizan, 2002).

2.3. Teknik Budidaya Tanaman
2.3.1. Pengolahan Lahan
            Pengolahan lahan tanam adalah proses pekerjaan mengolah tanah untuk menjadi lahan siap tanam, membersihkan tanaman dari gulma dan menggunakan alat baik modern atau tradisional (suparman, 2007).  Pembajakan untuk memecah tanah atau lapisan tanah menjadi bongkahan sehingga gembur dengan tujuan agar proses mineralisasi bahan organik akan berlangsung lebih cepat. Penggarukan bertujuan menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah sekaligus membersihkan sisa-sisa tumbuhan liar (Setyati, 1982).

2.3.2. Penanaman
            Penanaman bertujuan mempersiapkan lahan agar memberikan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi tanaman (susanto, 1994).




2.3.3.Pemupukan
            Pemupukan diperlukan untuk memperoleh hasil hijauan pakan yang optimum baik mengunakan pupuk organic maupun pupuk buatan (aak, 1993).
Kegiatan pemupukan harus dilakukan secara benar hingga tidak merusak keseimbangan ekosistem (Novizan, 2002).

2.3.4.Pengairan

            Pengairan adalah suatu usaha untuk mengalirkan air dari sumber air untuk keperluan pertanian. Air berperan penting untuk melarutkan zat-zat yang ada di dalam tanah yang dibentuk oleh tanaman itu sendiri dan air juga dapat menjadi racun jika akar tanaman mengeluarkan asam-asam organik (Sosroedirjo, 1995).

2.3.5.   Penyiraman
Penyiraman harus mendapatkan perhatian karena jika tidak tepat bisa menyebabkan pemborosan air (Sutarno dan Agus A., 2002).

2.3.6.   Defoliasi
            Defoliasi merupakan pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada di atas tanah (aak, 1993).


           
BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu Tanaman Pakan dengan acara Pengolahan Lahan dilaksanakan pada hari Rabu, 11 juni 2014 di Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1. Materi
Alat yang dipergunakan dalam praktikum Ilmu Tanaman Pakan dengan materi pengolahan lahan antara lain cangkul untuk menggemburkan lahan, sabit untuk menyiangi lahan, meteran mengukur lahan, tali rafia untuk memberi batas pada lahan, alat tulis mencatat data hasil pengamatan, lahan seluas 3 x 3 m sebanyak satu lahan, cutter untuk memotong rumput gajah.

3.2 Metode
Pelaksanaan praktikum ini di mulai dengan membuat sampel petak tanah yang telah di olah dengan luasan tiap petak 3 x 3 m. Melakukan penanaman bibit rumput gajah (pennisetum purpureum). Pengamatan dilakukan setiap minggu sampai minggu ke enam dengan parameter tinggi tanaman yang diukur mulai dari bagian tanaman di atas permukaan tanah sampai ujung tumbuhnya cabang batang tanaman dengan menggunakan penggaris dan penghitungan daun pada setiap tumbuhan. Kemudian pada minggu keenam bobot dilakukan pemotongan. Lalu memasukkan daun rumput gajah kedalam amplop yang sudah dilubangi. Memasukkan amplop kedalam oven selama 24 jam. Menimbang bobot akhir setelah dioven. Hitung BK dan produksi per tahun rumput gajah. Mencatat pada lembar kerja.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.      Kesimpulan
            Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman rumput gajah bertambah, hal ini di pengaruhioleh umur tanaman bertambah maka akan bertambah pula tingkat produksi bahan segar dan bahan kering dari tanaman rumput gajah. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, produksi bahan segar, dan praduksi bahan kering dari tanaman rumput gajah yaitu unsur hara dalam tanah, kelembapan dalam tanah, suhu, jarak tanam, dan banyaknya pupuk yang digunakan.

5.2.      Saran
            Saran dari praktikum yang telah dilakukan yaitu menggemburkan tanah terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman, hal ini dilaukan agar unsur hara yang terkandung dalam tanah dapat tersebar dengan rata.

 .



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Pertumbuhan Rumput Gajah
4.1.1.   Pertambahan Jumlah DaunRumput Gajah
            Berdasarkan praktikum dengan materi pertambahan jumlah daun pada tanaman Rumput Gajah yang telah dilakukan dapat diketahui data sebagai berikut:
Tabel 1. Rata - Rata Jumlah Daun
Minggu
I
II
III
IV
V
VI

Rata-rata
1
5,33
14,88
32,55
43
61

Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, 2014.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pertambahan jumlah daun tanaman rumput gajah meningkat dan bertambah banyak pada setiap minggunya. Pertumbuhan jumlah daun pada tanaman rumput gajah mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena pemberian pupuk yang baik Hal ini sesuai dengan (Redaksi, 2007)  yang  menyatakan bahwa pemupukan yang dilakukan secara tepat dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan yang maksimal bagi tanaman. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sutanto (2002) yang menyatakan bahwa penambahan pupuk yang mengandung unsur - unsur utama diantaranya N (nitrogen) merupakan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman untuk memacu pertumbuhan tanaman.

4.1.2. Pertambahan Tinggi Tanaman
            Berdasarkan praktikum dengan materi pertambahan tinggi tanaman pada Rumput Gajah  yang telah dilakukan dapat diketahui data sebagai berikut :
Tabel 2. Rata - Rata Tinggi TanamanRumput Gajah
Minggu
I
II
III
IV
V
VI
Rata-rata
9,61
22,55
35,38
58,27
75,44
95,22
Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, 2014.
            Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Pertumbuhan rumput gajah (Pennisetum purpureum) setelah penanaman dinilai cukup baik, hingga pada saat penyeragaman dan pemupukan sesuai dosis perlakuan. Pertumbuhan rumput gajah di pengaruhi oleh beberapaa hal yaitu curah hujan, suhu , dan kelembaban udara. Hal ini sesuai Daniel et al. (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan rumput gajah yang baik ditunjang oleh curah hujan yang tinggi, kelembaban udara tinggi, dan suhu lingkungan berkisar antara 26,00 – 39,60oC. Pertumbuhan pada tanaman ditandai dengan bertambahnya ukuran suatu tanaman baik tinggi, maupun pertumbuhan  organ-organnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitompul dan Guritno (2002) bahwa pertumbuhan merupakan proses dalam kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran tanaman serta menentukan hasil tanaman, pertambahan ukuran tubuh tanaman, secara keseluruhan merupakan hasil dari pertumbuhan ukuran bagian-bagian atau organ-organ tanaman akibat dari pertumbuhan jaringan sel.




4.2.      Produksi Rumput Gajah
4.2.1.   Produksi Bahan Segar
            Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil bahwa produksi hijauan yang diperoleh sebesar 13,5 ton/ha/th. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat dari Daniel et al. (2013) yang menyatakaan bahwa produksi rumput gajah rata-rata mencapai 525 ton/ha/tahun. Produksi yang cukup rendah ini dapat dipengeruhi oleh berbagai faktor diantaranya pengaruh pemberian dosis pupuk yang kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Kartasapoetra ( 2001) yang menyatakan  bahwa produksi yang rendah pada rumput gajah  yang rendah dapat disebabkan oleh dosis pemupukan yang terlalu rendah sehingga untuk mengoptimalkan produksi diperlukan dosis yang lebih tinggi lagi.

4.3.2.   Produksi Bahan Kering
            Berdasarkan hasil praktikum didapatkann hasil bahwa produksi bahan kering rumput gajah sebesar 2,3 ton BK/ha/th. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat  Daniel et al. (2013) yang meyatakan bahwa produksi normal rumput gajah sebesar 40 ton/ha/th. Hasil tersebut dapat diengaruhi oleh faktor umur pemanenan dan kondisi lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat dengan pendapat Mansyur et al. (2004), yang menyatakan bahwa  proporsi BK yang dikandung oleh rumput berubah seiring dengan umur tanaman, makin tua tanaman maka akan lebih sedikit kandungan airnya dan proporsi dinding sel lebih tinggi dibandingkan dengan isi sel. Apabila kandungan dinding sel yang dimiliki tanaman lebih besar maka tanaman tersebut akan lebih banyak mengandung BK.










































LAMPIRAN


Lampiran 1. Pertumbuhan Tanaman Rumput Gajah
Tabel 3. Tinggi Rumput Gajah
Rumput
Tinggi rimput minggu ke- (cm)
1
2
3
4
5
6
1
17
44
59
88
105
134
2
4,5
6
18
41
59
87
3
20
30
53,5
77
89
103
4
3
21,5
41
66,5
84
99
5
13
22
28
37
73
83
6
7
11
14,5
35
47
66
7
4
15
9,5
42
61
82
8
10,5
23,5
41
58
63
80
9
7,5
30
54
80
98
123
Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, 2013.




Lampiran 2. Jumlah Daun Tanaman Rumput Gajah
Tabel 4. Jumlah Daun
Rumput
Jumlah daun minggu ke-
1
2
3
4
5
6
1
2
11
37
83
108
104
2
0
2
10
15
21
46
3
3
9
17
49
64
86
4
0
4
16
31
45
71
5
2
7
12
19
26
44
6
0
2
4
14
14
36
7
0
0
5
24
27
43
8
0
4
10
16
17
28
9
2
9
23
42
65
91
Sumber : Data Primer Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, 2013.




Lampiran 3. Perhitungan Pemberian Pupuk
Pupuk yang digunakan : Urea (46% U), SP 36 (36% P), dan KCL (50% K)
Kebutuhan pupuk N, P, dan K untuk lahan 1 hektar :
Rumput : 100 kg N, 100 kg P, dan 100 kg K
Kebutuhan pupuk KCL untuk lahan 4m2
                     KCL = 4m2/10000m2 x 200
                  = 0,08 kg
                  = 80 gram/bungkus
2. Rumput Raja dengan ukuran 3m x 3m
a. Kebutuhan pupuk urea untuk lahan 1 hektar
         Urea = 100/46 x 100 kg/ha
                              = 217,39 kg/ha
Kebutuhan pupuk urea untuk lahan 9m2
         Urea = 9m2/10000m2 x 217,39
                  = 0,195651 kg
                              = 195,65 gram
1/3 x 195,65 gram = 62,22 gram/bungkus
b. Kebutuhan pupuk SP 36 untuk lahan 1 hektar
       SP 36 = 100/36 x 100 kg/ha
                              = 277,78 kg/ha
Kebutuhan pupuk SP 36 untuk lahan 9m2
       SP 36 = 9m2/10000m2 x 277,78 kg/ha
      = 0,250002 kg
                              = 250 gram/bungkus
c. Kebutuhan pupuk KCL untuk lahan 1 hektar
         KCL = 100/50 x 100 kg/ha
                              = 200 kg/ha
Kebutuhan pupuk KCL untuk lahan 9m2
         KCL = 9m2/10000m2 x 200 = 0,18 kg
                              = 180 gram/bungkus
















Lampiran 4. Perhitungan produksi BK
Berat Cuplikan = 900 gram
Berat Sampel = 600 gram
Berat Amplop 2 = 0,0175 kg = sampel 0,1000 kg 0,0345
Berat Amplop 1 = 0,0180 kg = sampel 0,1000 kg 0,0360
Berat Sampel So 2 = 0,0345 kg
Berat Sampel So 1 = 0,0360 kg
KA 2 
=
            = 82 %
BK1 = 100 – 82 = 18%

KA 2 =
= 83%
BK2 = 100 -83 = 17%
BK Rata-rata =
Cuplikan = ( ½ .2 (Jarak Tanam + JT) + (1/2 .2(Jarak Tanam + JT)
                 = ( 100+100) x (100 + 100)
                 = 400000 cm2
900 gr      = 4 m2
0,9 kg       = 4 m2
                      = 0,225 x 104
                 = 2250 kg



Prod. B. Segar/ha/th =  x P +  x 1/2P
                                    =
                                    = 10125 + 5375
                                    = 13500 Kg BS/ ha/ th
Produksi BK/ ha/ th x % BK = 13500 x 17,5 %
                                                = 2362,5 BK/ha/th
                       


1 komentar:

  1. How to Win Real Money with Bet365 in Bet365 Online jeetwin jeetwin 10bet 10bet 카지노사이트 카지노사이트 92210 Hardest Sega Genesis Games - casinoland.jp

    BalasHapus