Senin, 01 Juni 2015

Laporan Praktikum PTPK

2 cm
LAPORAN PRAKTIKUM
PRODUKSI TERNAK POTONG DAN KERJA

                                                                                                                                                                  



Oleh:


1 cm
2 cm
 





2,25 cm




2,5 cm









PROGRAM STUDI S1-PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
1 cm
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Nama                           :
NIM                            :
Kelas                           :
Kelompok                   : VI (Enam)
Tanggal Pengesahan    :        April 2015



Menyetujui,
Koordinator Kelas
Produksi Ternak Potong dan Kerja





Novita Alvita Sarie
NIM. 23010111130146
Asisten Pembimbing






Dian Purnomo
NIM. 23010112130095
Ketua Laboratorium
Produksi Ternak Potong dan Perah





Prof. Ir. Agung Purnomoadi, M.Sc., Ph.D.
NIP. 19630504 198703 1 003
Koordinator Umum
Produksi Ternak Potong dan Kerja





Prasetia Ramadansyah
NIM. 23010112140341




No
Hasil Praktikum
Pembahasan
Keterangan
1
Analisis Bahan Kering Pakan
Konsentrat                                                          : 83,98%
Rumput Lapang            : 30%
Berdasarkan hasil praktikum mengenai analisis bahan kering pakan diperoleh hasil bahwa kadar bahan kering pakan konsentrat adalah 83,98% dan kandungan bahan kering pada rumput lapang adalah 30%. Kadar BK rumput lapang dan konsentrat tersebut lebih tinggi karena menurut standar kadar BK rumput lapang 24,4% sedangkan konsentrat 85,84%. Hal ini sesuai dengan pendapat Purbowati et al. (2004) yang menyatakan bahwa konsentrat yang terbuat dari limbah pertanian mengandung serat kasar tinggi dan kandungan bahan karing sebesar 85,84%. Ditambahkan oleh pendapat Nurdiati (2012) yang menyatakan bahwa rumput lapang merupakan rumput yang tumbuh secara alami terdiri dari berbagai macam rumput lokal dengan daya produksi tinggi, kandungan nutriennya rendah dan kadar bahan keringnya sebesar 24,4%.  Nilai BK rumput lapang tergolong tinggi sedangkan nilai BK konsentrat tergolong rendah. Konsumsi BK merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas ternak dan dasar untuk memenuhi hidup pokok ternak. Menurut Siregar (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi BK adalah bangsa, jenis ternak, umur, palatabilitas pakan dan kondisi ternak.
Lampiran No. 1
2
Pertumbuhan dan Perkembangan
·         Bobot Awal                  : 208,5 kg
·         Bobot Akhir                  : 211 kg
·         PBBH                           : 0,36 kg
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa PBBH Sapi 1 yaitu 0,36 kg. Hasil tersebut lebih rendah dari PBBH target yaitu 0,5 kg. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2007) yang menyatakan bahwa PBBH sapi PO sekitar 0,3 - 0,7 kg. Penyebab rendahnya PBBH yang dihasilkan dari PBBH target adalah beberapa faktor dintaranya genotip, jenis kelamin, hormon dan kastrasi. Carvalho et al. (2010) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bobot badan sapi antara lain genotip, jenis
Lampiran No. 4
No
Hasil Praktikum
Pembahasan
Keterangan


kelamin, hormon serta kastrasi. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu jenis, komposisi kimia serta konsumsi pakan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan.

3
Pengamatan Fisiologi Ternak
·         Suhu Rektal      : 38,050C
·         Denyut Nadi     : 66 kali/menit
·         Frekuensi         : 24 kali/menit
Nafas    

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh suhu rektal sapi 1 yaitu 38,050C, denyut nadi 66 kali/ menit dan frekuensi nafas 24 kali/menit. Keadaan ini sesuai normal suhu rektal yaitu 380C, denyut nadi 60 - 70 kali/menit dan frekuensi nafas 20 kali/ menit. Hal ini sesuai dengan pendapat Yani dan Purwanto (2006) bahwa kisaran suhu tubuh normal pada sapi adalah 38 – 39,60C dengan suhu kritis 400C, kisaran normal denyut nadi untuk sapi adalah 60 - 70 kali/menit dan rata- rata  frekuensi nafas tiap menit dalam keadaan istirahat adalah 20 kali. Suhu serta kelembaban udara merupakan dua faktor penting dalam iklim yang dapat mempengaruhi produksi sapi. Menurut Alfian (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi frekuensi nafas, denyut nadi, dan suhu rektal meliputi jenis ternak, bangsa, individu, umur, jenis kelamin dan kondisi ternak, serta faktor eksternal antara lain lingkungan, aktivitas dan tekanan (stress) serta suhu sekitar.
Lampiran No. 8



No.
Hasil Praktikum
Pembahasan
Keterangan
4
Pengamatan Fisiologi Lingkungan
Di Dalam Kandang
Waktu
Suhu (0C)
Rh (%)
06.00
26,25
77,85
12.00
33,14
56,42
18.00
29,28
68,57
21.00
28,14
74,86
Rata-Rata
29,20
68,68

Di Luar Kandang
Waktu
Suhu (0C)
Rh (%)
06.00
25,16
75,14
12.00
30,07
58,57
18.00
27,27
70,71
21.00
26,27
72,42
Rata-rata
27,19
69,21
Berdasarkan hasil praktikum pada pengamatan fisiologi lingkungan diperoleh hasil bahwa rata-rata suhu di dalam kandang adalah 29,20°C dengan kelembaban 68,68% dan suhu diluar kandang yaitu 27,19°C dengan kelembaban 69,21%. Kondisi tersebut sesuai standar temperatur dan kelembaban ideal bagi ternak yaitu 22 - 30oC serta kelembaban 40 - 80%. Hal ini sesuai dengan pendapat Palulungan et al. (2013) yang menyatakan bahwa suhu di luar kandang bekisar antara 27 – 34°C, sedangkan rata-rata kelembaban normal antara 75 – 95%. Sapi potong dapat tumbuh optimal di daerah dengan kisaran suhu 10 - 27ºC dan kelembaban yang ideal 60 - 80%. Menurut Panjono (2009) faktor yang mempengaruhi kondisi fisiologis ternak adalah suhu udara serta kelembaban di dalam dan diluar kandang.
Lampiran No. 9
5
Evaluasi Pemberian Pakan
·         PBBH                           : 0,36 kg
·         Konsumsi total BK       : 5,08 kg/hari
·         Konversi Pakan             : 14,11
·         Efisiensi Pakan              : 7,09 %
Konversi pakan adalah perbandingan atau rasio antara jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak dengan pertambahan bobot badan yang dihasilkan oleh ternak tersebut. Efisiensi pakan adalah perbandingan unit pakan yang dikonsumsi dengan unit produk yang dihasilkan. Berdasarkan hasil praktikum konversi pakan sapi 1 yaitu 14,11 dan efisiensi pakan 7,09%. Sedangkan konsumsi BK total 5,08 kg/hari. Hasil tersebut sesuai dengan standar normal yaitu konversi pakan yang baik untuk sapi adalah 8 14 sedangkan nilai efisiensi pakan yang baik untuk sapi adalah sekitar 7,02 - 11,29% dan komsumsi BK total 3,67 kg. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (2007) menyatakan bahwa konversi pakan yang baik untuk sapi adalah 8,56 - 14,29 dengan penggunaan efisiensi pakan ideal 7,02 – 11,29% dan konsumsi BK total 3,67 kg. Kesediaan nutrien dalam ransum, kesehatan ternak serta jumlah pakan  
Lampiran No. 6
No
Hasil Praktikum
Pembahasan
Keterangan


yang dikonsumsi oleh ternak juga berpengaruh terhadap konversi pakan. Menurut Zainal (2002) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konversi pakan adalah kondisi ternak, daya cerna, dan jenis kelamin. Apabila nilai efisiensi pakan semakin baik maka PBB yang didapatkan juga akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Purbowati et al. (2005) yang menyatakan bahwa efisiensi pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan, konsumsi pakan, faktor lingkungan, daya cerna ternak, kecukupan zat pakan untuk hidup pokok, pertumbuhan dan fungsi tubuh serta jenis pakan yang akan digunakan. Semakin tinggi bobot badan suatu ternak maka konsumsi pakan atau konsumsi BK pakan juga semakin tinggi. Purbowati et al. (2004) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konsumsi BK total adalah spesies dari ternak tersebut, umur ternak, keragaman antar individu ternak.

6.
Daya Cerna
·         Bobot Feses dalam BK : 2,21 kg
·         Hasil Daya Cerna          : 56,49 %




Daya cerna adalah kemampuan suatu ternak dalam mengkonsumsi nutrisi dalam pakan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakuan diperoleh hasil bahwa daya cerna sapi 1 sebesar 56,49%. Lebih rendah dari standar yaitu 72,70%. Rianto et al. (2007) menyatakan bahwa sapi PO memiliki tingkat kecernaan sebesar 72,70% dengan konsumsi BK tercerna pada sapi PO adalah 3,647 gr/hari. Ketidaksesuaian ini akibat dari faktor komposisi pemberian konsentrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kaddang (2008) yang menyatakan bahwa peningkatan daya cerna yang terjadi akibat penambahan jumlah pemberian konsentrat karena konsentrat dapat merangsang pertumbuhan mikroba rumen sehingga aktivitas pencernaan fermentatif lebih meningkat,

Lampiran No. 7
No
Hasil Praktikum
Pembahasan
Keterangan


sehingga makin banyak bahan kering ransum yang dapat dicerna. Menurut  Winarni (2008) faktor yang mempengaruhi kecernaan pakan yaitu bentuk fisik   dari bahan pakan, konsumsi ransum, dan laju perjalanan bahan pakan melalui saluran pencernaan.

7
Feed Cost per Gain
·         Konsumsi Segar
- Hijauan              : 12,47 kg
- Konsentrat         : 1,61 kg
·         Harga Hijauan      :Rp.300,0/ kg
·         Harga Konsentrat :Rp.1.850,00/kg
·         Biaya Pakan         : Rp.7.293,00/hari
·         Hasil FC/G           : Rp.20.258,00/kg
Berdasarkan praktikum diperoleh hasil bahwa feed cost per gain merupakan biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan pertambahan bobot badan. Jadi untuk menaikkan 1 kg bobot badan sapi 1 memerlukan biaya sekitar Rp. 20.258,00/kg. Nilai Feed cost per gain tersebut lebih tinggi dari standar yaitu Rp 12.949,65. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurdiati et al. (2012) yang menyatakan bahwa nilai FC / G yang terbaik adalah Rp 12.949,65. Feed cost per gain yang semakin tinggi akan menyebabkan tingginya nilai PBBH dan nilai efisiensi pakan. Menurut Carvalho et al. (2010) pemberian pakan dengan kualitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, efisiensi pakan, persentase karkas dan lemak serta dapat juga menurunkan biaya pakan yang sudah dikeluarkan pada setiap pertambahan bobot badan.                
Lampiran No. 7
8
Evaluasi Perkandangan
·         Tipe Kandang   : Konvensional
·         Cara Penempatan Ternak  : Tail to tail
Berdasarkan praktikum diperoleh hasil bahwa tipe kandang yang digunakan yaitu tipe kandang konvensional dengan posisi ternak saling membelakangi atau antara ekor dengan ekor saling berhadapan. Kelebihan penempatan dalam tail to tail adalah mempermudah dalam pembersihan kandang. Sedangkan kekurangan penempatan  dalam tail to tail adalah biasanya terjadi rebutan pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Saqifah et al. (2010) kelebihan penempatan ternak secara tail to tail yaitu memudahkan dalam
Lampiran No. 11
No
Hasil Praktikum
Pembahasan
Keterangan


pembersihan kandang, meminimalisir terjadinya penularan penyakit, dan memudahkan pengamatan pada ternak birahi. Selain tail to tail cara penempatan ternak dalam tipe kandang konvensional adalah head to head yaitu penempatan ternak yang saling berhadapan. Kelebihan penempatan ternak secara head to head yaitu memudahkan dalam pemberian pakan jika hanya satu orang peternak karena peternak tidak perlu keluar kandang dan mengelilinginya terlebih dahulu. Kandang bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal untuk ternak, tetapi kandang juga harus dapat memberikan perlindungan dari segala aspek yang dapat mengganggu ternak, Zainal (2002) menyatakan bahwa selain untuk melindungi ternak dari terik matahari, hujan, angin kencang serta gangguan binatang buas kandang juga diharapkan dapat membantu memacu pertumbuhan sapi, karena sapi memiliki ruang gerak yang terbatas sehingga hampir semua energi yang diperoleh digunakan untuk hidup pokok dan produksi.

9
Carrying Capacity
·         Produksi
Lahan per Tahun  : 1.113.200 kg BS
·         Produksi
Lahan per Hari     : 3.050 kg BS
·         Produksi per Hari
dalam BK              : 915 kg BS
·         Hasil CC               : 260,68 ekor
·         UT                        : 521 ekor
Carrying capacity adalah kemampuan suatu lahan dalam menghasilkan hijauan pakan ternak yang dibutuhkan oleh ternak dalam luasan satu  hektar. Berdasarkan praktikum diperoleh hasil bahwa carrying capacity dari lahan yang digunakan yaitu 260,68 ekor dengan produksi lahan per tahun sebanyak 1.113.200 kg BS. Hal ini sesuai dengan pendapat Alfian et al. (2012) yang menyatakan bahwa kapasitas tampung (carrying capacity) adalah kemampuan suatu lahan dalam menghasilkan hijauan pakan ternak yang dibutuhkan oleh ternak dalam luasan satu hektar untuk mencukupi kebutuhan hijaun dalam satu tahun. Ditambahkan oleh pendapat Rusdin et al. (2009) yang menyatakan
Lampiran No. 10
No
Hasil Praktikum
Pembahasan
Keterangan


bahwa padang penggembalaan yang produktif dapat memenuhi kebutuhan ternak dengan daya tampung minimal sebesar 2,5 UT/ ha/tahun.  Menurut Panjono et al. (2009) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi produksi hijauan di daerah tropis adalah pertukaran musim sehingga produksi yang optimal tidak dapat berkesinambungan.






DAFTAR PUSTAKA

Alfian,Y. 2012. Analisis daya tampung ternak ruminansia pada musim kemarau di daerah pertanian lahan kering kecamatan semin kabupaten gunung kidul. Tropical Animal Husbandry. 1 (1) : 33 - 42.

Carvalho, M., C. Soeparno dan Ngadiyono. 2010. Pertumbuhan dan produksi karkas sapi peranakan Ongole dan simental peranakan ongole jantan yang dipelihara secaran feedlot. Buletin Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 34 (1): 38 - 46.
Kaddang, Y. M. A. 2008. Pengaruh tingkat pemberian konsentrat terhadap daya cerna bahan kering dan protein kasar ransum pada sapi bali jantan yang mendapatkan rumput raja ad-libitum. Jurnal Agroland. 15 : 343 - 348.
Nurdiati, K., E. Handayana, dan Lutojo. 2012. Efisiensi produksi sapi potong pada musim kemarau di peternakan Ongole (po) jantan pada berbagai bobot hidup. Fakultas Peternakan, Kampus Baru Tembalang. Tropical Animal Husbandry. 1 (1) : 52 – 58.

Palulungan, J. A., Adiarto dan Hartatik.T. 2013. Pengaruh kombinasi pengkabutan dan kipas angin terhadap kondisi fisiologis sapi perah Peranakan  Friesian Holstein. Buletin Peternakan. 37 (3) : 189 - 197.

Panjono, W., P. Budi., S. Bambang dan B. Endang. 2009. Pengaruh penjemuran terhadap kenyamanan dan kinerja produksi sapi peranakan Ongole. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada. Buletin Peternakan. 33 (1): 17 - 22.

Purbowati, E.,  E. Baliarti dan S. P. S. Budhi. 2004. Feed cost per gain domba yang digemukkan secara feedlotdengan pakan dasar jerami padi dan level konsentrat berbeda. Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak : 169 - 174.

Rianto, E., M. Wulandari dan R. Adiwinarti. 2007. Pemanfaatan protein pada sapi jantan peranakan ongole dan peranakan friesian holstein yang mendapatpakan rumput gajah, ampas tahu dan singkong. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner : 64 - 70.

Rusdin, M. I., Mustaring., P. Sri., A. I. Atik dan U. D. Sri. 2009. Studi potensi kawasan lore tengah untuk pengembangan sapi potong. 2 (2) : 94 – 103.
Saqifah. N., E. Rianto dan E. Purbowati. 2010. Pengaruh ampas terhadap pakan konsentrat dalam konsentrasi VFA dan NH3 cairan rumen untuk mendukung pertumbuhan sapi Peranakan Ongole. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan veteriner. Semarang.

Siregar, B.S. 2007. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Winarni. 2008. Pengaruh substitusi rumput raja dengan limbah media tanam jamur merang (Volvariella volvaceae) terhadap kecernaan pakan pada pedet Peranakan Friesian Holstein jantan. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. (Skripsi)

Yani, A dan B.P. Purwanto. 2006. Pengaruh iklim mikro terhadap respons fisiologis sapi peranakan fries holland dan modifikasi lingkungan untuk meningkatkan produktivitasnya. Media Peternakan. 29 (1) : 35 - 46.

Zainal, A. 2002. Penggemukan Sapi Potong. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.





LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Analisis Bahan Kering Pakan
A.        Data Hijauan

No
Berat Loyang
(g)
Berat hijauan
sebelum dioven
Berat loyang + sampel setelah
dioven
            ------------------------------------------------------------------    (g)   ----------------------------------------------------------------------------------------------
1
2
30,053
19,11
10,005
10,003
32,804
22,360

Perhitungan Kandungan BK Hijauan :
Rumus            : Berat Loyang dan Hijauan Setelah dioven – Berat Loyang Sebelum dioven   x 100%
 Berat Loyang
BK I                =   x 100 %
= 27,49 %
BK II              =  x 100 %
= 32,49%
BK rata-rata    =  
= 30,15%
Lampiran 1.
B.        Data Konsentrat

No
Berat Loyang
(g)
Berat hijauan
sebelum dioven
Berat loyang + sampel setelah
dioven
            ------------------------------------------------------------------    (g)   ----------------------------------------------------------------------------------------------
1
2
1,406
1,318
10,004
10,004
9,795
9,732

Perhitungan Kandungan BK Konsentrat :
Rumus            : Berat Loyang dan Hijauan Setelah dioven – Berat Loyang Sebelum dioven   x 100%
  Berat Loyang

Konsentrat I    =  
                        = 83.86%
Konsentart II  =  x 100 %
                   = 84,10%
BK Rata-rata   =   
                   = 83,98%

Lampiran 2. Perhitungan Kebutuhan Pakan
Nomor sapi                                                     = 1
Bobot sapi                                                      = 208,5 kg
PBBH Target                                                 = 0,5 kg

Kebutuhan BK

BB
PBBH
Keb. BK
200
0,5
5,2
208,75
0,5
5,375
250
0,5
6,2
Sumber : Kearl (.......)
Perhitungan Kebutuhan BK Pakan                             =
Perbandingan Pemberian Hijauan dan Konsentrat     = 70% : 30%
Perhitungan Kebutuhan Hijauan dan Konsentrat
- Hijauan                                                        =
Pemberian Hijauan                                         =  = 3,76 kg BK
BS Hijauan                                                     =  = 12,47 kg
- Konsentrat                                                   =
Pemberian Konsentar                                     =  = 1,61 kg BK
BS Konsentat =  = 1,92 kg



Lampiran 3. Konsumsi Pakan
Data Pemberian, Sisa dan Konsumsi pakan
Tanggal
Penimbangan
Pemberiaan
Sisa pakan
Konsumsi
Hijauan
Konsentrat
Hijauan
Konsentrat
Hijauan
Konsentrat

       ---------------------------------------------------------    (kg)   ----------------------------------------------------------------
5 April 2015
Pagi
6,24
0,96
-
0,10
6,24
0,86

Sore
6,24
0,96
              -
0,05
6,24
0,91
6 April 2015
Pagi
6,24
0,96
0,06
0,04
6,18
0,92

Sore
6,24
0,96
0,04
0,06
6,20
0,90
7 April 2015
Pagi
6,24
0,96
0,04
-
6,20
0,96

Sore
6,24
0,96
-
-
6,24
0,96
8 April 2015
Pagi
6,24
0,96
-
0,04
6,24
0,92

Sore
6,24
0,96
-
0,04
6,24
0,92
9 April 2015
Pagi
6,24
0,96
-
0,04
6,24
0,92

Sore
6,24
0,96
-
-
6,24
0,96
10 April 2015
Pagi
6,24
0,96
0,28
-
5,96
0,96

Sore
6,24
0,96
-
-
6,24
0,96
11 April 2015
Pagi
6,24
0,96
-
-
6,24
0,96

Sore
6,24
0,96
-
-
6,24
0,96
Total

43,68
6,72
0,42
0,37
86,94
13,07
      Rata-rata                                                                                                                                 11,70                         1,87

6,24
0,96
0,03
0,03
6,21
0.93

Perhitungan Konsumsi BK Pakan  
Konsumsi Hijauan Segar         =  
= 11,70 kg
Konsumsi Hijauan BK            =  x konsumsi segar
                                      =  x 11,70 = 3,52 kg
Konsumsi Konsentrat Segar   =  
= 1,87 kg
Konsumsi Konsentrat BK       =  x konsumsi segar
                                      =  x 1,87 = 1,57
Konsumsi BK Pakan Total     : Konsumsi BK Hijauan + Konsumsi BK Konsentrat
                                      = 3,52 + 1,57 = 5,09 kg



Lampiran 4. Perhitungan PBBH
Data Bobot Badan Ternak

                        Tanggal
Bobot Awal
(Kg)
Tanggal
Bobot Akhir
(Kg)
5 April 2015
209
12 April 2015
210
208
212
Rata – rata
208,5

211

Perhitungan PBBH (Pertambahan Bobot Badan Harian)
Bobot badan awal      =   208,5 Kg
Bobot badan akhir      =   211 Kg
Lama pemeliharaan     =   7 Hari
PBBH                         =  
                            =
                            = 0,36 kg/hari
Lampiran
5. Perhitungan BK Feses
Data Feses

No
Berat Loyang

Berat feses
sebelum dioven
Berat loyang + feses setelah
dioven

       -----------------------------------------------------------------------   (g)    -------------------------------------------------------------------------------------------
1
4,17
10,005
6,151
2
3,440
10,008
5,422

Perhitungan Kandungan BK Feses     :
Jumlah Feses Segar                             = 12,23 Kg
Perhitungan Jumlah Feses dalam BK :
BK feses I                                           =  x 100%
                                                            =  x 100%
                                                            = 16,331 %
BK feses II                                         =  x 100%
                                                            =  x 100%
                                                            = 19,804 %
BK feses rata – rata                            =
                                                =
                                                = 18,068 %
Rumus                                                : Kandungan BK Feses x Jumlah Feses Segar
Jumlah feses dalam BK                      =            x 12,23 kg
                                                            = 2,21 kg


Lampiran 6. Perhitungan Evaluasi Pakan
BB awal                                             = 208,5 Kg
BB akhir                                             = 211 Kg
Lama pemeliharaan                            = 7 hari
BB rata-rata                                       = 208,75 kg
PBBH                                                = 0,36  Kg

Kebutuhan Pakan Sesuai Hasil Praktikum

BB (kg)
PBBH (kg)
Kebutuhan BK
200
0,5
5,2
208,75
0,5
5,375
250
0,5
6,2

Perhitungan :
Evaluasi Kecukupan BK Pakan         =
Konsumsi BK Total                           5,09 kg
Kebutuhan BK Interpolasi                 :
                              =
                                               =  
                                           =  
                                               8,75     = 50x – 260
                                             268,75   = 50x
                                                     x    = 5,375

Ketercukupan BK                              =  Konsumsi BK Total – Kebutuhan BK Interpolasi
                                                           = 5,09 – 5,375
                                                           = - 0,285
Kesimpulan : Target PBBH 0,5. Namun pada sapi 1 tidak mampu mencapai target yaitu 0,36 kg sehingga dapat disimpulkan bahwa pakan yang diberikan tidak sepenuhnya tercerna oleh ternak.
Lampiran
7. Perhitungan Konversi Pakan, Efisiensi, Daya Cerna dan Feed Cost per Gain
Konsumsi BK Total                            = 5,09 kg
PBBH                                                 = 0,36
A.           Konversi Pakan                      =
                                                           =
                                               = 14,14

Artinya : Dibutuhkan 14,14 kg untuk menaikkan bobot badan sapi dari berat awal 208,5 kg menjadi berat akhir 211 kg.

B.            Efisiensi Pakan (%)                  =
                                                            =  x 100 %
                                                            = 7,07 %

Artinya : Pertambahan bobot badan awal 208,5 kg menjadi bobot akhir 211 kg dengan diberikan pakan sebesar 5,09 kg BK menghasilkan efisiensi pakan sebesar 7,07 %.

Jumlah BK Feses (kg)                         = 18,06 kg

C.           Daya Cerna (%)                       =
                                                            =  x 100 %
                                                            = 56,58 %
Artinya : nutrisi pakan yang tercerna dalam tubuh ternak sebesar 56,58 %.

D. Feed Cost per Gain
Harga Hijauan (Rp)                       =  Rp. 300,00/kg
Harga Konsentrat (Rp)                  =  Rp. 1.850,00/kg
Konsumsi Hijauan (Rp)                 =  12,47 kg x Rp. 300,00 = Rp 3.741,00
Konsumsi Konsentrat (Rp)           = 1,92 kg x Rp 1.850,00 = Rp. 3.552
Lampiran 7.
 
       = Rp. 20.258,00
Artinya : Dibutuhkan uang sebesar Rp.20.258,00 dalam satu hari untuk mecapai PBBH 0,36 kg.
Lampiran 8. Fisiologis Ternak
A. Hasil Pengukuran Suhu Rektal Ternak

Tanggal
Jam
Pengukuran
Suhu (0C)
Rata-rata (0C)
10 April 2015
06.00
1
37,6
37,7
2
37,8
12.00
1
37,9
37,85
2
37,8
18.00
1
38,6
38,65
2
38,7
24.00
1
38,1
38,05
2
38

B. Hasil Pengukuran Frekuensi Nafas Ternak

Tanggal
Jam
Pengukuran
Frekuensi nafas (kali/menit)
Rata-rata (kali/menit)
10 April 2015
06.00
1
24
23
2
22
12.00
1
31
29
2
27
18.00
1
24
24
2
24
24.00
1
20
19
2
18












Lampiran 8. (Lanjutan)

C. Hasil Pengukuran Denyut Nadi Ternak

Tanggal
Jam
Pengukuran
Denyut nadi (kali/menit)
Rata-rata (kali/menit)
10 April 2015
06.00
1
66
64
2
62
12.00
1
61
63,5
2
66
18.00
1
68
66
2
64
24.00
1
72
70,5
2
69



Lampiran 9. Fisiologis Lingkungan
Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban Lingkungan

Tanggal
Waktu
Di Dalam Kandang
Di Luar Kandang
Suhu (0C)
Rh (%)
Suhu (0C)
Rh (%)
5 April 2015
06.00
28
72
27,8
67
12.00
33
58
29,6
59
18.00
31
67
28,2
72
21.00
29
72
28,4
66
6 April 2015
06.00
26,78
78
26,3
77
12.00
35
54
26,3
77
18.00
28
68
28,2
72
21.00
27
77
26,3
77
7 April 2015
06.00
26
79
26,3
77
12.00
33
50
28,2
77
18.00
26
76
26,3
72
21.00
26
79
23,6
77
8 April 2015
06.00
25
78
23,3
84
12.00
29
68
31
48
18.00
29
64
25,2
75
21.00
28
76
26
64
9 April 2015
06.00
25
74
23,6
64
12.00
34
54
32,1
47
18.00
30
68
27,5
63
21.00
29
72
28
66
10 April 2015
06.00
26
86
23,8
79
12.00
34
57
31,2
55
18.00
31
68
27,3
69
21.00
30
72
27,4
77
11 April 2015
06.00
27
78
25
78
12.00
34
54
32,1
47
18.00
30
69
28,2
72
21.00
28
76
24,2
80
Rata-rata

29,36
68,89
27,50
67,54
Lampiran 10. Perhitungan Carrying Capacity
Luas Lahan                                 = 8 ha = 80.000 m2
Sampel 1                                     = 2,75 kg
Sampel II                                    = 2,35 kg
Sampel III                                   = 2,50 kg
Berat sampel rata-rata                 =  = 2,53 kg
Produksi lahan                            = Berat sampel rata-rata x Luas lahan
                                                    = 2,53 kg x 80.000 m2
                                                                     = 202.400 kg/tahun
                                                   
                                                    = 1.113.200
Produksi lahan per hari               =
                                                    =
                                                    = 3.049,86 kg   
                                                                             
Produksi lahan per hari (BK)      =  Produksi lahan/hari x % BK Hijauan
                                                    = 3.049,86 x  
                                                    = 919,5 kg                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
                                                    =
                                                    = 261,2 ekor

Artinya : Dengan luas lahan 8 ha dapat memenuhui kebutuhan pakan ternaka sebanyak 261,2 ekor.



Lampiran 11. Denah Perkandangan
Denah Perkandangan :


Keterangan :

 































Ilustrasi 1 : Denah Perkandangan Sapi Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.
Lampiran 12. Perkandangan
Gambar Kandang :

 


                                                                                                                                   















A : Kandang Tampak dari Depan.                                                                              B : Kandang Tampak dari Samping

Keterangan:

Keterangan:






Lampiran 12. (Lanjutan)


 




                                                                                                                                   














C : Kandang Tampak dari Belakang.                                                                            D : Kandang Tampak dari Dalam.

Keterangan:


Keterangan:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar